KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Kontrak WIKA Beton tahun ini ditargetkan meningkat hingga 25,5 persen dari capaian 2022.

Jika tahun lalu nilai kontrak WIKA Beton mencapai Rp7 triliun, tahun 2023 perseroan pasang target di angka Rp8,66 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton (Tbk), Dedi Indra mengatakan pihaknya optimis bisa mencapai target itu karena melihat geliat pertumbuhan ekonomi saat ini.

Dedi menyebut kontrak WIKA Beton tahun ini akan ditopang dari berbagai proyek, mulai dari pembangunan jalan tol harbour road, pengadaan tiang listrik PLN, pembangunan sejumlah pabrik dan lain-lain.

“Kami yakin target kontrak WIKA Beton bisa naik hingga 23 persen dari realisasi kontrak tahun lalu,” ujarnya, Selasa (21/2/2023).

Selain kontrak baru, emiten berkode WTON ini juga menargetkan kenaikan laba bersih menjadi Rp225,8 miliar dan pendapatan Rp7,61 triliun.

Menurutnya ada beberapa langkah strategis yang dijalankan perseroan agar target itu tercapai, mulai dari peningkatan sinergi WIKA Grup, penetrasi pasar dalam dan luar negeri serta pengembangan bisnis baru.

Perseroan juga melakukan komersialisasi SHMS, WIM, serta menghadirkan berbagai produk baru pada bisnis konstruksi trackwork, batching plant, dan mobile plant.

“Berbagai peralatan konstruksi juga akan dioptimalkan serta mempercepat pencairan piutang,” jelasnya.

Pihak perusahaan juga akan melanjutkan transformasi organisasi, digitalisasi proses bisnis, meningkatan penggunaan teknologi produksi, riset produk hingga penerapan governance, risk, compliance (GRC) yang baik.

Agar langkah-langkah ini bisa tercapai, WTON telah menganggarkan belanja modal (Capex) di tahun 2023 senilai Rp275,8 miliar.

“Belanja modal ini akan dialokasikan untuk beberapa pengembangan infrastruktur, seperti pabrik dan peralatan produksi baru. Dana itu juga kita pakai untuk pengembangan lini bisnis material seperti readymix, quarry, jasa, dan pengelolaan tanah,” ujarnya.

Sepanjang tahun 2022, WTON berhasil menaikkan pendapatan hingga 34,54 persen secara tahunan, dari Rp 5,21 triliun menjadi Rp7,01 triliun.

Adapun kontrak WIKA Beton pada tahun lalu masih didominasi proyek dari perusahaan swasta sebanyak 58,15 persen, kemudian dari grup WIKA 26,72 persen, BUMN 13,13 persen, dan Pemerintah 2 persen.

Berbagai proyek besar yang digarap WIKA Beton di antaranya Jalan Tol Semarang – Demak, Manyar Smelter, Tol Ancol Timur – Pluit, hingga pengerjaan jaringan distribusi listrik PLN.

“Dari sektor proyeknya paling banyak dari infrastruktur sebesar 65,98 persen, kemudian properti 16,58 persen, energi 11,9 persen, industry 3,1 persen dan tambang 2,3 persen,” tutupnya. []