KORPORATNEWS.COM, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI, berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal III-2024, berkat peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga.

Laba bersih BNI untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024 mencapai Rp16,3 triliun, didorong oleh pemulihan pendapatan operasional dan pengelolaan kualitas aset yang baik.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2024, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari peningkatan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan yang diterapkan.

Hal ini berkontribusi pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI, yang tercermin dalam rasio Net Interest Margin (NIM) pada kuartal III-2024.

Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk peluncuran aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI, serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada budaya penjualan.

BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan peluang ekspansi yang ada.

BNI mengidentifikasi peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan, sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan PDB, mengurangi kemiskinan, serta berbagai program sektoral.

Program-program tersebut mencakup infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri, termasuk sektor pertanian dan perikanan, serta program perumahan.

Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang disertai dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyatakan bahwa kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik di tingkat domestik maupun global.

“Transformasi bisnis yang kami jalankan secara berkelanjutan telah memperkuat dasar-dasar BNI, sehingga kami dapat memanfaatkan peluang untuk mempercepat pertumbuhan,” kata Royke di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

BNI mengalami pemulihan kinerja, terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal ini mencapai Rp8,8 triliun, hampir menyamai angka tertinggi pada kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp8,9 triliun.

Pencapaian PPOP yang kuat ini didorong oleh peningkatan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) serta pendapatan non-bunga. NIM perusahaan meningkat 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4%, didukung oleh perbaikan yield kredit dan penurunan biaya dana.

Sementara itu, pertumbuhan pendapatan fee income didorong oleh pendapatan dari pemulihan pinjaman, perdagangan internasional, dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus menunjukkan peningkatan.

Penyaluran kredit meningkat 9,5% YoY menjadi Rp735 triliun, didukung oleh segmen yang berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari anak perusahaan menjadi sumber pertumbuhan utama.

“Fokus kami dalam transformasi tahun ini yaitu telah dilakukan perbaikan struktur DPK, serta kami berharap diversifikasi sumber dana tersebut akan makin baik di masa mendatang,” tutup Royke. []