KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Pendapatan Perum Perumnas di tahun 2023 ditargetkan bisa mencapai Rp1,6 triliun.
BUMN yang bergerak di bidang properti ini tengah mengebut pengerjaan berbagai proyek agar bisa mencapai target pendapatan Perum Perumnas tersebut.
Dengan kondisi ekonomi yang mulai membaik, pihak perseroan yakin dapat menaikan pendapaan Perum Perumnas hingga 38 persen dari capaian tahun 2022.
Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro mengungkapkan target itu bisa tercapai dengan perbaikan dan transformasi yang telah dijalankan.
Beberapa langkah yang dilakukan mulai dari pemasaran yang agresif, efisiensi biaya operasional, manajemen cash flow, penguatan tata kelola dan manajemen risiko hingga upaya restrukturisasi.
Strategi yang dijalankan Perumnas, kata Budi yaitu merevitalisasi rumah susun eksisting dan pengembangan lahan idle milik pemerintah, BUMN, dan Bank Tanah.
Skema itu bisa dilakukan melalui kerja sama dengan pihak terkait maupun PMN Non Tunai untuk efisiensi biaya dan menambah pendapatan Perum Perumnas.
“Kami juga berkomitmen untuk tidak melakukan pembelian tanah dalam pengembangan baru, seperti pada hunian subsidi sebanyak 330 unit di daerah Tangerang Selatan yang akan segera kami luncurkan,” kata dia dalam keterangan resmi, Minggu, (19/2/2023).
Selanjutnya Perum Perumnas juga akan membentuk SPV di proyek dan skema partnership, dan mengoptimalkan sumber pendanaan dari pasar modal.
Perseroan juga memaksimalkan dukungan pembiayaan perumahan yang digelontorkan pemerintah untuk membangun property baru.
“Untuk perumahan subsidi, kami akan terus menyediakan kuota sebesar 20 hingga 30 persen dari setiap proyek yang dibangun. Karena Perumnas merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk menyukseskan program sejuta rumah (PSR),” ungkapnya.
Ia mencontohkan di kawasan transit oriented development (TOD) Tanjung Barat, dibangun 1216 unit dari 3 tower dan 1 tower ditujukan untuk segmen subsidi.
Hasilnya serapan rumah subsidi sudah tercapai secara keseluruhan, sementara untuk 2 tower lainnya di segmen komersial justru penyerapan unitnya baru 50 persen.
“Kami selalu menyesuaikan proyek perumahan dengan kebutuhan masyarakat di tiap wilayah, misalnya saat ini backlog perumahan paling besar ada di wilayah Jabodetabek,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Perum Perumnas telah menjalin kerjasama dengan PT KAI dalam membangun hunian berkonsep terintegrasi dengan jalur transportasi atau TOD.
Dalam proyek ini PT KAI menyediakan lahan untuk hunian di daerah Tangerang Selatan, Depok dan Jakarta, sementara Perumnas yang mengerjakan proyeknya.
Budi menilai pengerjaan hunian TOD ini menjadi satu peluang untuk meningkatkan pendapatan Perum Perumnas, dan masih bisa dikerjasamakan dengan institusi lain seperti BUMN, BUMD, pemda. []