KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Efisiensi menjadi salah satu kunci Pos Indonesia mampu bertahan hingga saat ini. bukan hanya bertahan, Pos Indonesia saat ini bahkan secara agresif terus menangkap berbagai peluang di tengah sejumlah tantangan. Berbekal semangat transformasi Pos Indonesia siap menuju perusahaan logistik yang terintegrasi sekaligus orkestrator operator logistik nasional yang dapat mengakselerasi peningkatan logistic competitiveness Indonesia.
Pos Indonesia berhasil mendorong kinerja yang jauh lebih sehat dan positif selama 10 tahun terakhir, dimana efisiensi menjadi kontributor utama atas capaian kinerja tersebut sehingga fundamental bisnis Pos Indonesia semakin kuat untuk meraih kinerja yang jauh lebih optimal di tahun-tahun berikutnya. Kepada Global Business, Corporate Secretary PT Pos Indonesia (Persero), Tata Sugiarta mengatakan bahwa efisiensi menjadi kunci sehingga Pos Indonesia tetap “on track” memutar roda perusahaan untuk mencapai visi perseroan yaitu menjadi postal operator, penyedia jasa kurir, logistik dan keuangan paling kompetitif.
“Karena efisiensinya sangat tinggi maka kami berhasil membukukan net income yang cukup besar. Meskipun secara revenue kami tinggi namun laba usaha kami belum cukup besar,” jelas Tata.
Lebih lanjut Tata memaparkan bahwa efisiensi yang dilakukan Pos Indonesia adalah melakukan digitalisasi di seluruh aspek strategis baik itu di interal maupun eksternal yang secara keseluruhan masuk dalam 7 agenda transformasi perusahaan, yaitu, transformasi pada sektor bisnis, transformasi produk dan saluran, transformasi proses, transformasi tekonologi, transformasi SDM, transformasi organisasi dan transformasi budaya.
“Buah dari transformasi tersebut perlahan menghasilkan hasil yang positif hingga saat ini dan memiliki dampak yang sangat luar biasa positif terhadap kesehatan bisnis perusahaan sehingga efisiensi ini mampu menyelamatkan Pos Indonesia,” papar Tata.
Kata “Menyelamatkan” dalam hal ini, imbuh Tata adalah sejalan dengan tema HUT Pos Indonesia pada Agustus mendatang dengan tema “Thriving in Turbulence”. Menurut Tata, Thriving dalam hal ini adalah lebih dari sekedar mampu bertahan, namun Pos Indonesia akan jauh lebih agresif dengan cara bertahan sekaligus menyerang dengan menangkap peluang dan potensi bisnis yang relevan dengan kekuatan Pos Indonesia saat ini.
“Thriving in Turbulence is more than survive! Tetapi bagaimana caranya Pos Indonesia tetap solid dan unggul di tengah berbagai tekanan yang ada,” jelas Tata.
Salah satu efisiensi yang dilakukan pada internal Pos Indonesia adalah melakukan digitalisasi pada seluruh sistem administrasi perusahaan. Bukan hanya penurunan cost pada kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) karena sudah paperless, namun dengan digitalisasi tersebut maka setiap pengambilan keputusan jauh lebih cepat, akurat dan lebih governance.
Sejalan dengan keberhasilan efisiensi tersebut, Pos Indonesia pun berhasil meraih berbagai penghargaan Environmental, Social, and Governance (ESG). Seperti diketahui bahwa Pos Indonesia menyabet dua penghargaan pada ajang bergengsi Top CSR Awards 2024 dari Majalah Top Business berkat isu Environment Social and Governance (ESG). Penghargaan tersebut diraih satu hari setelah perusahaan itu meluncurkan program ramah lingkungan PosIND Goes Green 2024. Dua penghargaan yang diraih Pos Indonesia adalah Top CSR Awards 2024 on #Start 4 dan Top Leader om CSR Commitment 2024 untuk Corporate Secretary Pos Indonesia Tata Sugiarta.
“Sebetulnya upaya digitalisasi itu berujung terhadap penyelamatan lingkungan selain tentunya membuat perusahaan semakin efisien dengan implementasi digitalisasi yang tepat sehingga berdampak positif terhadap kinerja perusahaan dan produktivitas SDM,” pungkas Tata.
Terkait efisiensi dan produktivitas SDM, imbuh Tata, Pos Indonesia sudah 2 tahun terakhir melakukan pergeseran dari fixed cost ke variable cost dengan cara bersinergi dengan mitra-mitra strategis.
“Artinya secara organic, yang fixed cost tadi banyak mengalami pengurangan, namun untuk jumlah SDM nya itu sendiri tidak berkurang karena kami menggunakan variable cost. Jadi kalau fixed cost-nya berkurang artinya terjadi efisiensi dan apabila variable cost-nya naik maka artinya revenue ikut naik, dan tentu kami menjadi sangat senang.
Hal ini menjadi cara perusahaan untuk melakukan pengelolaan biaya operasional perusahaan menjadi jauh lebih efisien. Namun demikian, Pos Indonesia tentunya melakukan hal itu dengan berpilar penuh terhadap core value AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Dan Kolaboratif).
“Bagi kami AKHLAK adalah ibarat sebuah pagar, dan transformasi adalah kendaraanya. Jadi agar kami tidak keluar jalur maka ada pagarnya yaitu AKHLAK,” jelas Tata.