KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Nasabah Holding UMi atau Ultra Mikro ditargetkan bisa mencapai 50 juta orang.

Namun saat ini total nasabah Holding Umi yang sudah diintegrasikan baru mencapai 34 juta orang.

Total nasabah Holding Umi ini terbagi dalam 3 perusahaan, yaitu PT Pegadaian sebanyak 6,8 juta, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) 13,2 juta dan terbanyak di Bank BRI sebanyak 14 juta.

Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan saat ini Holding Umi masih menghadapi berbagai masalah, seperti biaya operasional hingga biaya lainnya yang tinggi.

Untuk itu, Holding BUMN UMi berkomitmen untuk terus melakukan beberapa langkah, seperti menyediakan layanan digitalkan nasabah untuk menekan biaya operasional.

“Dengan mendigitalkan nasabah ini biaya operasional perusahaan bisa ditekan, kemudian memberikan dana murah agar efisiensi biaya dana atau CoF bisa turun,” ungkap Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI Rabu (25/1/2023).

Ia mencontohkan efisiensi biaya dana di PNM bisa diturun dari 8,7 persen menjadi 7,8 persen, dan di Pegadaian turun dari 6,2 persen menjadi 5 persen.

Namun biaya di PNM Mekaar menurutnya masih cukup tinggi karena rata-rata nasabah masih melakukan pencairan dana secara manual.

“Banyak nasabah PNM Mekaar datangnya naik sepeda motor untuk pencairan atau setoran, selain keluar biaya ini juga risikonya tinggi. Maka cara untuk menekan biaya dari masyarakat adalah digitalisasi dan dibuat jadi nontunai,” ungkapnya.

Untuk itu, nasabah Holding UMi juga perlu meningkatkan literasi keuangan, terutama dalam membuka rekening dan melakukan transaksi secara digital.

Terpisah, Staf Ahli bidang industri, Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari mengatakan pemerintah akan terus mendukung peningkatan inklusi keuangan dan sektor ultramikro.

Menurut Rabin, rendahnya inklusi keuangan membuat banyak pelaku UMKM enggan memiliki rekening tabungan yang justru mengakibatkan mereka sulit mendapat kredit.

Pasalnya, bank BUMN juga memiliki syarat dan kriteria tertentu bagi pelaku usaha yang dinyatakan layak mendapat pembiayaan.

Untuk itu Rabin menyarankan agar pembiayaan nonformal bisa menjadi opsi utama mereka yang berstatus infeasible atau tidak layak.

Ia pun berharap kehadiran Holding ultramikro bisa menjadi solusi dalam memutuskan permasalahan tersebut dan mendorong pelaku usaha kecil dapat pendanaan.

“Untuk itu dibutuhkan sinergi agar layanan dan pembiayaan UMi semakin mudah diakses warga dari berbagai daerah,” tutupnya. []