KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Tol Hutama Karya yang berada di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) akan segera dijual.

Rencana penjualan atau divestasi tol Hutama karya ini merupakan lanjutan dari program recycling asset yang telah berjalan dari tahun-tahun sebelumnya.

Totalnya ada sebanyak 3 ruas tol Hutama Karya di JTTS yang akan dijual ke investor, yaitu Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), dan Medan-Binjai.

EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Tjahjo Purnomo mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus untuk melakukan divestasi pada 3 ruas Jalan tersebut.

Menurut Tjahjo, pelepasan asset tol Hutama Karya ini sudah ditargetkan rampung di tahun 2022 dan diproyeksikan mengantongi dana Rp34 triliun.

Adapun ketiga ruas tersebut telah beroperasi selama sekitar 3 tahun, dengan volume lalu lintas yang cukup padat, terutama di ruas Bakter dan Terpeka sebagai pintu masuk Pulau Sumatera.

Dirut PT Hutama Karya, Budi Harto menyebutkan, mengatakan ketiga ruas tol ini tentunya cukup menarik untuk menggaet investor baru.

Untuk itu, perseroan melakukan upaya asset recycling untuk mendapatkan dana segar dengan cara menggandeng Indonesia Investment Authority (INA).

Budi menjelaskan, HK Bersama INA telah membentuk konsorsium dengan pengelola dana pensiun dari Negara Belanda dan Kanada dan telah meneken HOA (head of agreement).

Kerja sama investasi ini ditetapkan pada tahun 2022 untuk pelepasan ruas tol Terpeka, Bakter dan Medan–Binjai dengan perkiraan bisa menghasilkan Rp34 triliun.

Sementara Ridha Wirakusumah selaku CEO INA menyatakan divestasi ruas tol ini sejalan dengan misi INA agar turut berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Dengan masuknya investasi dari pihak asing akan mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan jalan tol, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.

Ridha mengatakan langkah ini akan memberikan multi efek pada pertumbuhan ekonomi serta mengoptimalkan potensi ekonomi di kedua pulau.

“Masuknya investasi ke Indonesia juga menjadi sinyal positif bahwa iklim investasi di negara kita sangat baik, terutama di sektor infrastruktur. Untuk itu kami akan terus menggalang investasi di berbagai sektor lain guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tandasnya. []