KORPORATNEWS.COM, Jakarta – Pos Indonesia tercatat memiliki 17.000 pegawai, dimana perseroan telah menggeser dengan pola kemitraan yang hingga kini tercatat lebih dari 10.000 mitra yang bergabung bersama Pos Indonesia. Adapun para mitra tersebut ditempatkan pada lini depan seperti pengantar/pick up (O-ranger), loket dan lini-lini lain yang bisa di outsource.
Perubahan landscape bisnis yang terjadi saat ini tentunya memaksa Pos Indonesia melakukan sejumlah perubahan termasuk komponen Human Capital (sektor SDM). Perubahan tersebut tentunya berdampak terhadap pola bisnis yang sudah tidak lagi relevan sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian jika perusahaan ingin tetap survive.
Pos Indonesia tentu merespon perubahan digital pada sektor SDM dengan menciptakan talenta digital dengan membangun sistem SDM khusus untuk memastikan adanya engagement dengan perusahaan dan mengembangkan kompetensi digital talent yang relevan sesuai kebutuhan digitalisasi bisnis. Pos Indonesia menyadari bahwa SDM memegang peranan krusial dalam proses transformasi yang sedang dijalankannya. Maka itu, Pos Indonesia akan terus menjaga SDM-nya tetap relevan agar tujuan transformasi segera tercapai.
Untuk dapat mendorong kompetensi dengan baik, Pos Indonesia tentu melakukan penyegaran pada sejumlah SDM yang bisa dikatakan sudah “Berumur”. Terlebih dengan pola-pola kerja lama yang kental dengan budaya birokrastis. Mau tidak mau, suka tidak suka, Pos Indonesia tentu wajib melakukan transformasi pada sektor human capital apabila perusaaan ingin tetap survive di tengah tantangan industri yang semakin ketat.
Direktur Human Capital Management PT Pos Indonesia (Persero), Tonggo Marbun mengatakan pada 2020 total pegawai BUMN tercatat sebanyak 23.000 pegawai, yang terdiri dari 3.000 pegawai kontrak dan 20.000 pegawai tetap. Artinya hingga kini terus mengalami penurunan karena adanya pensiun yang mencapai 1.000 orang per tahunnya dan peralihan dari pegawai kontrak menjadi partnership atau mitra kerja.
“Dari total 17.000 pegawai saat ini secara demografi diproyeksikan 5 tahun ke depan akan ada sekitar 4.000 pegawai yang pensiun,” ujar Tonggo.
Tonggo menegaskan pihaknya terus melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian dengan kondisi yang sangat relevan dengan kebutuhan SDM saat ini baik itu secara skills, knowledge, mindset, attitude yang sejalan dengan tuntuan perubahan saat ini dan tentunya juga berpilar penuh terhadap core value AKHLAK BUMN.
Adapun dari transformasi yang terkait dengan “people” Pos Indonesia memiliki 3 agenda yaitu Tranformasi Human Capital, Transformasi Organisasi dan Transformasi Culture. “Harus diakui sebelum adanya agenda transformasi Pos Indonesia tidak bisa mengikuti perubahan yang terjadi sehingga dengan kondisi saat ini mereka harus mengikuti perubahan sejalan dengan agenda transformasi apabila ingin tetap survive,” papar Tonggo.
Dengan berjalannya transformasi pada 3 aspek “people” tersebut, perlahan Pos Indonesia mulai menunjukan titik keberhasilan yang bermuara pada performa perusahaan yang saat ini jauh lebih agile dan jauh sangat responsive menghadapi berbagai tantangan khususnya digitalisasi pada seluruh aspek operasional dan portofolio bisnis perusahaan.
Berkat keberhasilan transformasi pada sektor SDM, BUMN orange ini pun berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi, antara lain berhasil meraih 3 penghargaan dalam Ajang Human Capital and Performance Award 2022 pada akhir tahun 2022. Adapun penghargaan yang diraih adalah The Best Digital Transformation Strategy (Logistic and Distribution Services), The Best CEO of The Year yang diraih Direktur Utama, Faizal Rochmad Djoemadi dan The Best Human Capital Director of The Year yang diraih Direktur Human Capital Management, Tonggo Marbun.
Sebelumnya Pos Indonesia juga berhasil meraih 2 penghargaan dalam Human Capital on Resilience Award 2022 yang di gelar pertengahan 2022 lalu. Adapun Penghargaan yang berhasil diterima perusahaan adalah The Best Human Capital Support on Business Transformation dan The Best Human Capital in Digital Transformation. []